Terpilihnya Sudarisman sebagai direktur tehnik dan produksi perusahaan daerah perkebunan tidak melalui fit and propertest. Hal ini disampaikan wakil bupati Jember Kusen Andalas usai memimpin rapat koordinasi anggota DPRD Jember dari PDI-P Selasa siang.
Menurut Kusen, tahapan fit and propertest tidak mutlak dilakukan karena selain dirasa mendesak, bupati juga pasti sudah tahu kredibilitas Sudarisman. Yang lebih penting lagi lanjut Kusen, tidak selamanya jabatan identik dengan latar belakang akademis.
Salah satu kelebihan Sudarisman menurut Kusen, pernah memimpin KPUD Jember yang juga sebagai penyelenggaran pilkada, pileg dan pilpres. Dan selama itu pula pelaksaan pemilu di Jember berjalan kondusif. Itu membuktikan bahwa Sudarisman memiliki kemampuan managerial yang bagus.
Sementara ketua DPC PKB Jember Miftahul Ulum berpandangan berbeda dengan Kusen. Menurut Ulum, menentukan siapa yang akan menduduki jabatan di perusahaan daerah memang kewenangan bupati. Tapi bukan berarti kewenangan tersebut digunakan semena-mena.
Jangan hanya karena faktor kedekatan kemudian bupati menempatkan orang yang tidak memiliki kemampuan pada posisi strategis. Yang harus diingat menurut Ulum, PDP salah satu perusahaan yang bisa memberikan pemasukan bagi daerah cukup besar. Sehingga hampir dua juta masyarakat Jember dipertaruhkan dengan keputusan ini.
Kemampuan Sudarisman mengemban jabatan baru di PDP akan ditentukan akhir tahun ini. Jika tahun 2007 lalu target PAD dari PDP hanya 3,5 milyar rupiah, pada tahun 2008 naik menjadi 5 milyar rupiah lebih. Dan dua tahun berturut-turut PDP mampu melampaui target. Sementara untuk tahun ini PDP ditargetkan memberikan sumbangan ke APBD sebesar 11 milyar rupiah.
Diberitakan sebelumnya, pelantikan mantan ketua KPUD Jember sebagai direktur tehnik dan produksi hari Jumat pekan lalu menimbulkan kontroversi. Berbagai tanggapan khususnya dari anggota dewan bermunculan, terutama yang menyangsikan kemampuan Sudarisman mengemban jabatan sebagai direktur teknik PDP.
(1.274 views)