Menyikapi rencana keberangkatan 100 orang siswa berprestasi melakukan studi banding ke Thailand 10 Agustus mendatang, dinas kesehatan berencana melakukan pengawasan selama masa inkubasi, untuk menghindari kemungkinan para siswa ini tertular flu babi.
Kepala dinas kesehatan Jember dr. Olong Fajri Maulana Senin siang mengatakan, keberangkatan siswa ke Thailand tidak perlu dibatalkan. Hanya saja diperlukan pengawasan intensif sepulang siswa tersebut dari Thailand, minimal selama masa inkubasi yaitu 1 sampai 10 hari.
Jika sedikit saja ditemukan gejala adanya siswa yang mengalami tanda-tanda penyakit flu, akan langsung dirujuk ke RSUD Subandi untuk penanganan lebih intensif. Apabila RSUD Subandi sebagai rumah sakit rujukan sudah menyatakan siswa tersebut negatif terjangkit flu babi baru akan dipulangkan.
Sementara terkait mulai bermunculannya wabah flu babi di pondok-pondok pesantres seperti di Situbondo beberapa hari lalu, Olong juga sudah memerintahkan puskesmas-puskesmas untuk melakukan pengawasan. Sebab mobilitas santri dipandang lebih tinggi dibanding di sekolah-sekolah biasa. Santri ponpes tidak hanya berasal dari kabupaten Jember, tetapi banyak juga yang berasal dari luar daerah. Sehingga sangat besar kemungkinan ketika santri tersebut pulang kampong, kembalinya ke Jember membawa virus flu babi.
Untuk ketersediaan tablet tamiflu lanjut Olong, tiap puskesmas sudah diberi masing-masing 5 boks yang berisi 500 tablet. Jika ada satu saja tamiflu yang dipakai dinas kesehatan akan langsung memberikan suplay tambahan.
(1.267 views)