Syuriah PBNU Nilai Bangsa Indonesia Belum Siap Menerapkan Sistem Pemilu Langsung

Anggota syuriah Pengurus Besar Nadhatul Ulama KH. Afifudin Muhajir, menilai bangsa Indonesia belum siap untuk melakukan pemilu langsung. Meski rakyat bisa memilih langsung calon pemimpinnya, karena keterbatasan masyarakat justru akan menimbulkan dampak negative.

KH. Afifudin dalam seminar nasional fiqh menggugat pemilu langsung bertempat di aula PCNU Jember Sabtu siang menerangkan, ada dua faktor yang menjadi alasan belum siapnya bangsa Indonesia menerapkan pemilu langsung. Pertama karena tingkat kemiskinan yang tinggi, dan mayoritas masyarakat Indonesia masih awam tentang kualitas dan integritas calon.

Minimnya informasi tentang calon yang akan dipilih dan tingkat kemiskinan menurut Afifudin, menyebabkan rakyat Indonesia mudah menjual hati nuraninya untuk memilih seseorang, hanya atas dasar imbalan sejumlah uang. Lebih parahnya lagi, menjual hati nurani dengan murah saat ini bukan lagi di dominasi masyarakat miskin dan awam. Masyarakat yang tidak awam sekalipun sudah terjangkit wabah akan memilih seseorang jika diberi imbalan.

Karena itu Afifudin menilai sistem pemilu langsung di Indonesia saat ini menjadi di lema. Di satu sisi sistem ini sangat ideal agar masyarakat bisa memilih langsung calon pemimpinnya, disisi lain kondisi riil masyarakat masih belum mendukung.

Sebagai solusinya Afifudin berharap, semua pihak yang terlibat langsung dengan sistem pemilu meningkatkan tingkat pendidikan politik di masyarakat. Sementara tugas untuk pemerintah meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sehingga fenomena hanya ikut-ikutan pendapat orang lain tidak terjadi lagi di masyarakat.

Afifudin mencontohkan, pemilu langsung di Amerika bisa berjalan dengan baik karena kultur masyarakatnya sudah mendukung. Sangat sulit untuk melakukan money politik di Amerika. Selain karena tingkat pendidikan tinggi, tingkat ekonomi masyarakat juga sudah mapan.

(1.098 views)
Tag: