Tingginya konversi lahan menjadi perumahan, laju pertumbuhan penduduk dan iklim menjadi foktor utama penghambat progam ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan Sekretaris menteri pertanian Abdul Munif dalam seminar pertanian di Universitas Jember Kamis siang. Meski demikian pemerintah sudah melakukan beberapa langkah antisipasi, sehingga diharapkan krisis pangan tidak akan pernah terjadi di Indonesia.
Menurut Munif tidak bisa dipungkiri masih ada sebagian orang yang menghalami kelaparan. Tetapi kelaparan bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara maju seperti Amerika pun masih ada kelaparan. Yang terpenting bukan masalah ada atau tidak adanya, tetapi bagaimana kita menyikapi persoalan ini. Karena dalam persoalan ketahanan pangan pemerintah hanya sebagai fasilitator, sementara masyarakat sebagai pelakunya.
Bahkan di Indonesia lanjut Munif, sejak orde baru sudah ada kejadian kelaparan. Hanya yang membedakan saat itu tidak ada media yang berani memberitakannya. Sedang saat ini dengan adanya kebebasan pers, meski dari sekian juta orang satu diantaranya mengalami kelaparan bisa menjadi berita besar.
Sementara kepala bidang produksi dinas pertanian Jember Agus Harsono mengatakan, khusus untuk kabupaten Jember, produksi pangan sangat melimpah. Data tahun 2008, total produksi kabupaten Jember mencapai 786 ribu ton pertahun. Padahal kebutuhan konsumsi riil hanya sekitar 200 ribu ton.
Namun untuk cadangan jember menyimpan sedikitnya 489 ribu ton per tahun. Sementara sisanya sekitar 265 ribu ton dijual ke seluruh kabupaten di Jawa Timur dan beberapa daerah luar jawa yang mengalami kekurangan pangan.
(1.374 views)