Rencana Penertiban Awe-Awe Di Gumitir

Makin banyaknya pemandu jalan atau yang sering di sebut awe-awe di kawasan gunung gumitir, menjadi perhatian serius camat Silo Eko Heru Sunarso. Heru berencana membatasi jumlah awe-awe, sehingga benar-benar berfungsi membantu pengendara bukan untuk melestarikan budaya meminta-minta.

Camat Silo Heru Sunarso menuturkan, seharusnya memang sejak dulu dilakukan pembinaan. Sehingga jumlah awe-awe tidak semakin banyak seperti saat ini. Pendataan terakhir yang dilakukan pihak kecamatan, saat ini sedikitnya ada 35 orang awe-awe. Namun ketika menjelang lebaran jumlah awe-awe meningkat hingga 3 kali lipat.

Sebenarnya awe-awe lanjut Heru, bukan merupakan profesi utama. Sebab mereka sebenarnya sehari-hari merupakan rekanan Perhutani dalam program pengelolaan hutan bersama masyarakat atau PHBM. Mereka memiliki kebun kopi di lahan perhutani. Sambil menunggu panen mereka menganggap meminta-minta bisa dijadikan tambahan penghasilan.

Senada dengan Heru, Kapolsek Sempolan AKP Zaenuri juga menilai tidak semua awe-awe meresahkan. Beberapa diantaranya diakui sangat membantu pengguna jalan, khususnya dimalam hari. Yang menjadi persoalan lanjut Zaenuri, ketika sedikit awe-awe dibiarkan dalam waktu singkat jumlahnya semakin banyak. Parahnya lagi ada anak-anak yang terlibat, sehingga justru membahayakan pengguna jalan.

Zaenuri berharap awe-awe tidak dilarang, karena mereka juga berjasa membantu pengguna jalan. Tetapi yang perlu dilakukan adalah pembinaan sehingga awe-awe berfungsi maksimal. Sementara anak-anak dan orang yang sudah terlalu tua menurut Zaenuri tidak perlu dilibatkan.

(1.504 views)

Tag: