Bertepatan dengan peringatan hari bumi sedunia yang jatuh pada hari ini, belasan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII cabang Jember, melakukan aksi unjuk rasa menolak pertambangan di kawasan Silo. Aksi mahasiswa ini diawali long march dari double way Unej menuju kantor Disperindag Jember. Sayangnya tidak ada satupun pejabat disperindag yang bersedia menemui para mahasiswa.
Ketua PMII cabang Jember Abdurahman menuturkan, memang saat ini aktivitas penambangan di Silo di hentikan untuk sementara. Namun surat keputusan kepala Disperindag untuk pertambangan di Silo masih belum di cabut. Sehingga tidak ada jaminan hukum bahwa tambang di Silo di cabut.
Untuk itu PMII mendesak pemkab dalam hal ini Disperindag mencabut dua SK tambang mang’an di Silo. Sebab lanjut Abdurahman, secara aturan saja pemkab sudah salah. Pasalnya dalam rencana tata ruang tata wilayah atau RTRW Jember bukan kawasan pertambangan, tetapi untuk kawasan agrobisnis.
Tidak puas melakukan aksinya di kantor Disperindag, belasan aktivis PMII melanjutkan aksinya di gedung DPRD Jember. Disana mereka ditemui dua orang anggota komisi A DPRD Jember Lukman Yasir dan Sucipto.
Kedua anggota dewan ini sepakat dengan mahasiswa, bahwa tambang mang’an di Silo harus ditutup. Namun karena persoalan ini menjadi tanggung jawab komisi B, Lukman dan Sucipto meminta mahasiswa melakukan dialog dengan komisi B lain hari. Pasalnya hari ini semua anggota komisi B masih ada agenda kegiatan yang lain.
(2.314 views)